Monday, March 5, 2012

undefined
undefined

Crohn's Disease


Penyakit Corhn
Penyakit Chorn yang dikenal dengan nama enteritus regional atau kolitis granumalutosa, merupakan keadaan inflamasi pada setiap bagian traktus GI (biasanya pada colon bagian proksimal dan lebih jarang lagi pada ileum terminalis) yang membentang semua lapisan dinding intetinal. Inflamasi ini dapat pula melibatkan nodus limfaticus dan mesenterium. Penyakit Corhn paling prevalen pada dewasa usia 20 hingga 40 tahun.


Etiologi
Penyebab pasti penyakit Corhn tidak diketahui, tetapi keadaan yang dapat menimbulkan penyakit ini meliputi 
  1. Obstruksi Limfatik 
  2. Alergi
  3. Gangguan Imun
  4. Infeksi 
  5. Predisposisi genetik

Patofisiologi
Inflamasi berlangsung progressif. Nodus limfe yang membesar menghalangi aliran cairan limfe dalam submukosa. Obstruksi limfatik ini akan menimbulkan edema, ulserasi mukosa, dan fisura, abses, serta kadang – kadang granuloma. Ulserasi mukosa ini dinamakan “Skipping Lesions” (Lesi yang loncat-loncat) karena lesi tidak menyambung seperti kolitis ulseratif.
Bercak-bercak yang menonjol berbentuk oval dan terdiri atas folikel-folikel limfe yang memadat menjadi satu, terbentuk pada dinding usus halus. Bercak-bercak ini dinamakan plak peyeri. Fibrosis yang terjadi kemudian akan membuat dinding usus menebal dan menimbulkan stenosis atau penyempitan lumennya (Lihat perubahan usus pada penyakit Corhn). Membran serosa akan mengalami inflamasi (serositis), gelungan usus yang mengalami inflamasi akan saling melekat dengan gelungan lain yang sakit ataupun yang masih sehat, dan segmen-segmen usus yang sakit tersebar dan diselingi segmen-segmen usus yang sehat. Akhirnya, bagian usus yang sakit akan menebal, menyempit, dan menjadi lebih pendek.

Sign and Symptom
Nyeri bersifat kolik dan persisten pada kuadran kanan bawah ; nyeri abdomen ini disebabkan oleh inflamasi akut serta iritasi serabut saraf
Rasa kram akibat inflamasi akut 
Nyeri tekan akibat inflamasi akut 
Massa yang teraba pada kuadran kanan bawah
Penurunan berat badan yang terjadi sekunder karena diare dan malabsorpsi. 
Diare akibat malabsorpsi garam empedu, kehilangan daerah permukaan usus yang sehat, dan pertumbuhan bakteri. 
Steatore yang terjadi sekunder karena malabsorpsi lemak  
Fases berdarah yang terjadi sekunder karena perdarahan dari bagian usus yang mengalami inflamasi dan ulserasi.

Komplikasi
 Fissura Ani 
Abses perineum 
Fistula pada kandung kemih atau vagina ataupun pada kulit di daerah parut yang lama 
Obstruksi intestinal 
Defisisensi nutrien akibat gangguan pencernaa dan malabsorpsi garam empedu serta Vit. B12 
Ketidak seimbangan cairan
    Pemeriksaan penunjang 
Pemeriksaan Darah Samar untuk mengungkapkan keberadaan darah dalam jumlah renik di dalam fases 
Foto Polos usus halus memperlihatkan mukosa yang ditidak teratur, ulserasi, dan rigiditas  
Barium Enema mengungkapkan tanda String (segmen usus yang mengalami strikture dipisahkan oleh segmen yang normal) dan kemungkinan pula fisura serta penyempitan serta penyempitan usus. 
Sigmoidoskopi dan Kolonoskopi menunjukkan bercak-bercak inflamasi (yang membantu menyingkirkan kemungkinan kolitis ulseratif) dengan gambaran permukaan mukosa usus yang mirip batu kerikil (Cobble stone appearance). Jika kolon ikut terkena, kita dapat melihat ulkus.
 Biopsi mengungkapkan granuloma pada separuh dari seluruh specimen yang diperiksa. 
Tes Darah memperlihatkan peningkatan jumlah sel darah putih serta laju endap darah dan penurunan kadar kalium, kalsium, magnesium, serta nilai hematokrit.

Penanganan 
Preparat Kostikosteroid untuk mengurangi inflamasi dan selanjutnya diare, rasa nyeri, serta perdarahan
Preparat Immunosupressan untuk menekan respon terhadap antigen 
Sulfasalazin untuk mengurangi inflamasi 
Metronidasol untuk mengatasi komplikasi perianal 
Obat-obat antidiare untuk mengatasi diare (jangan dilakukan pada pasien dengan obstruksi usus yang signifikan) 
Preparat analgetik narkotik untuk mengendalikan rasa nyeri dan diare 
Reduksi/Penurunan stress dan aktifitas fisik unruk mengistirahatkan usus dan memberi kesempatan sembuh  
Suplemen vitamin untuk menggantikan dan mengimbangi ketidakmampuan usu menyerap vitamin Perubahan diet (hindari sayuran, buah, makanan berserat tinggi, produk susu, makanan pedas, serta berlemak, makanan yang dapat mengiritasi mukosa usus, minuman soda serta kafein, dan makanan atau cairan lain yang menstimulasi aktivitas usus secara berlebihan) untuk mengurangi aktivitas usus sementara pemberian nutrisi yang adekuat tetap dipertahankan  
Pembedahan jika diperlukan untuk memperbaiki perforasi usus dan mengoreksi perdarahan yang massif, fistula ataupun obstruksi, intestinal aku; kolektomi disertai ileostomi pada pasien dengan penyakit yang luas pada usus besar dan rektum.

Pertimbangan Khusus
Meskipun penangan penyakit Corhn terutama didasarkan pada gejala, namun kita harus memantau keadaan pasien dengan cermat untuk mendeteksi tanda-tanda yang menunjukkan perburukan kondisi pasien.
·        Catat asupan serta haluaran cairan (meliputi pula jumlah fases) dan timbang berat badan pasien setiap hari. Awasi kemungkinan dehidrasi dan pertahankan keseimbangan cairan cairan serta elektrolit. Waspadai kemungkinan tanda-tanda perdarahan intestinal (fese yang berdarah); lakukan tes darah samar dengan memeriksa feses pasien setiap hari. 
       Jika pasien mendapatkan preparat steroid, awasi kemungkinan efek samping yang merugikan, seperti perdarahan GI. Ingat, preparat steroid dapat menyamarkan tanda-tanda infeksi.
·        Lakukan pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit secara teratur. Berikan suplemen besi dan transfusi darah sesuai instruksi dokter.

0 comments:

Post a Comment